Minggu, 14 Juni 2015

Impian Sederhanaku


Saat pertama kali kita saling mengikat janji untuk saling bersama yang orang-orang sebut sebagai pacaran namun aku lebih suka untuk menyebutnya sebagai sepasang kekasih, aku seolah menemukan separuh mimpi-mimpiku. Aku berharap kamu adalah bagian dari mimpi-mimpi masa depanku. Meski nyatanya aku salah.
Awalku menjalani hidup sebagai sepasang kekasih bersamamu aku langsung saja merangkai mimpi yang akan kita raih bersama. Impian sederhana.
Impian sederhanaku hanyalah aku dan kamu saling mencintai setiap hari, setiap saat sampai kita lupa bagaimana caranya untuk berpisah. Tapi impianku kini sirna saat kau menyatakan tak ada rasa lagi dalam hatimu. Lalu, kau memutuskan kita saling berpisah, tak ada lagi ikatan yang mengikat kita berdua termasuk dengan mimpi yang kita rangkai berdua.
Impian  sederhanaku hanyalah ita akan saling merindu saat jarak memisahkan kita walau hanya sebentar. Lalu kita sama-sama melepas rindu dengan sedikit pelukan bahagia. Atau saat kita harus berpisah jarak aku akan menatap matamu dan menikmati senyummu sebelum jarak benar-benar memisahkan kita sampai beberapa waktu. Tapi, impian sederhana itu kini tiada seiring dengan langkah kakimu meninggalkan aku sendiri. Bukan lagi jarak yang memisahkan kita tapi waktu telah memisahkan kita. Waktu telah memutuskan hubungan yang telah kita jalin susah payah. Waktu telah memisahkan kita untuk selamanya karena kini waktu telah mengantarkanmu pada orang lain. Kini, aku tidak lagi sanggup menatap matamu karena di mata ku ada air mata yang tak kuasa ku tahan. Aku tak bisa lagi tersenyum karena semuanya bukan kebahagiaan tapi kepedihan yang amat sangat. Saat kau memutuskan untuk berpaling dariku.
Inilah impian sederhanaku. Suatu saat nanti kita akan melangkah ke jenjang yang lebih serius daripada status sebagai sepasang kekasih. Kita akan menjalin hubungan sebagai sepasang suami istri yang bahagia dengan anak yang semuanya lucu-lucu seperti kamu. Tapi ternyata sebelum kita benar-benar naik ke jenjang itu, hubungan kita telah kandas tersapu gelombang.
Aku harus mengubur semua impian sederhanaku yang pernah aku ceritakan padamu.
Maka, kini aku akan menjelaskan sesuatu hal padamu. Seperti saat kita saling mengikat janji, saling mengutarakan perasaan dulu.
Andai kau benar-benar mau meninggalkanku, aku akan mengajarimu cara melupakan yang indah.
Begini, kita akan tetap saling mencintai. Namun kita dipisahkan jarak dan waktu. Karena alasan itu kita akan jarang memberi kabar dan sedikit demi sedikit kita akan saling melupakan tanpa pernah saling mengingat lagi.
Dan aku berharap begitu, saat kita sudah memutuskan untuk saling melupakan. Maka tak ada kesempatan lagi untuk kita saling mengingat satu sama lain. Aku harap kamu benar-benar pergi dari hidupku dengan membawa impian sederhanaku yang pernah aku utarakan padamu.
Maka, disini aku akan memulai hari baruku tanpa kamu disisi dan aku akan mulai merangkai kembali impian sederhanaku bersama yang lain. Yang lebih tulus darimu tentunya.


1 komentar: