Sebelum aku menemukanmu
beberapa waktu yang lalu, aku sudah memutuskan untuk menikmati kesendirian
dalam jangka waktu yang lama.
Aku sudah bosan untuk
terus disakiti. Entah sudah berapa kali satu-satunya hati yang kumilki ini
terkoyak karena sesuatu yang dinamakan cinta. aku sudah tidak tega lagi
membiarkan satu-satunya hati ini terus-terusan tersakiti. Karena memang rasanya
teramat sakit ketika hati ini di kecewakan oleh orang yang dengan sepenuh hati
kita perjuangkan.
Aku ingin menyembuhkan
sakit hatiku dengan caraku sendiri. Sebab, bukan sekali ini saja aku merasakan
sakit hati karena cinta. entah ini sudah ke berapa kalinya aku sendiri sudah
tidak ingin mengingatnya lagi karena dengan mengingat itu semua sama saja
dengan aku mengingat kebodohanku. Ya, aku yang terlalu bodoh selalu saja
membiarkan hati ini terus disakiti berulang kali atau mereka yang menyakitu
yang terlalu bodoh dengan meninggalkanku bersimbah luka. Padahal aku selalu
tulus memperjuangkan mereka dengan sepenuh hatiku. Mungkin memang mereka
terlalu bodoh atau aku yang terlalu bodoh.
Semuanya sama saja,
awalnya memang selalu dimulai dengan janji-janji manis untuk setia. Hingga aku
benar-benar berani menjatuhkan satu-satunya hati yang kumiliki kedalam lubuk
hatinya yang paling dalam. Namun, seiring berjalannya waktu semua janji itu
perlahan memudar. Satu per satu janji-janji itu terabaikan tapi aku tetap saja
menjatuhkan hatiku padanya dengan alasan cinta. meski berat, aku selalu
berjuang agar hatiku tetap bahagia dengan selalu membahagiakannya. Perlahan tapi
pasti janji yang pernah terucap pun seolah tak pernah ada. semuanya seolah
telah mati terbentur kenyataan bahwa kita tak saling memahami, kita tak bisa
berjalan beriringan.
Aku tetap saja menjatuhkan
hatiku padanya. Sebab, aku mengira aku masih bisa memperjuangkan semuanya. Namun,
keadaan berubah ketika dia memutuskan untuk tidak bersamaku lagi dan memilih
bahu yang lain yang bisa dijadikan sandaran.
Sementara aku, aku masih
belum siap dengan semua keputusannya. Hatiku telah terlanjur kujatuhkan
padanya. Aku kesulitan untuk membangkitkan hatiku dan menyadari bahwa semuanya
telah berakhir dengan teragis. Saat itu aku menemukan hatiku dalam keadaan
penuh luka.
Untuk itu, aku memutuskan
untuk tidak lagi mencari. Aku tidak akan mencitai orang lain untuk beberapa
waktu yang akan datang. Aku ingin mengobati luka-luka dihatiku. Meski sahabat-sahabat
terdekatku mengatakan bahwa sakit hati
hanya bisa disembuhkan dengan jatuh cinta lagi , tapi aku sudah tidak
percaya lagi dengan kata-kata itu. Omong kosong itulah yang telah
menjerumuskanku kelubang yang sama beberapa kali. Aku tidak ingin jatuh cinta
lagi untuk beberapa waktu yang lama.
Namun, situasinya menjadi
berubah setelah aku menemukanmu beberapa waktu yang lalu. Aku selalu
memperhatikan semua gerak-gerikmu. Tatap matamu seolah membawa ketenangan pada
hatiku. Senyummu seolah menjelma obat yang mujarab untuk luka hatiku. Aku memutuskan
untuk meningkari janjiku pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan jatuh cinta
lagi.
Aku tidak bisa membohongi
perasaanku sendiri bahwa aku menyukai semua yang ada padamu. Aku merasa bahwa
hadirmu adalah obat untuk semua luka yang menyayat hatiku. Kamu adalah anugerah
Tuhan yang sengaja diturunkan untuk mengobati lukaku. Aku percaya itu.
Maka, untuk kesekian
kalinya aku berani menjatuhkan hatiku padamu. Harapanku ini adalah yang
terakhir kalinya. Aku berharap kamu berbeda dengan yang lain. Aku ingin kamu
tetap bersamaku sampai tidak ada yang berani memisahkan kita lagi. Aku percaya
keputusanku tidak salah untuk menjatuhkan hatiku padamu karena sejauh ini aku
tetap bahagia bersamamu.
Ah, kini aku
menemukan pengertian lain tentang cinta. Seberapa sering pun kita terluka
karena cinta namun rasanya kita tak bisa hidup tanpa cinta. sakit hati dan
jatuh cinta adalah dua mata pisau yang berbeda namun keduanya tak bisa
berpisah. Namun, satu hal yang aku yakini bahwa cinta itu semacam candu. Aku
ingin tetap jatuh cinta meskipun aku sering merasakan sakit hati karena cinta.
Maka, untukmu yang kini menjadi pelabuhan terakhir
hatiku tetaplah berada disampingku! Tetaplah menjadikanku tempat berbagi dalam
suasana apapun! Dan jangan pernah datang untuk pergi namun tetaplah menetap
dihatiku sampai kita lupa jalan untuk pulang. Tetaplah disampingku sampai kita lupa cara untuk
pergi. Tetaplah bersaku sampai kita lupa caranya meninggalkan.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar