Aku menghargai setiap
keputusanmu. Aku sadar masalah yang kita hadapi tidaklah mudah. Dan kini, kamu
yang ada dihadapanku telah menjelma duri bukan lagi mawar yang memikat hati. Tidaklah
mungkin jika aku harus memaksakan kehendakku. Aku tidak seegois itu. Aku tidak
mungkin membunuh semua keinginanmu. Aku tidak sekejam itu.
Barangkali memang sudah
tidak ada lagi yang bisa dipertahankan. Aku sudah berusaha berjuang agar
hubungan kita tetap utuh. Dan aku yakin kamu pun sudah melakukan hal yang sama.
Hanya saja memang ada faktor lain yang tidak bisa untuk di paksakan.
Perasaan yang dulu indah
bagaikan mawar merah yang merekah pun kini telah menjelma duri yang tajam. Hati
yang ku jaga pun kini telah pecah berkeping. Maka, semakin aku berusaha
menggenggam rasa itu, akan semakin sakit pula tangan ini karena tertusuk duri.
Sekarang, tidak ada
pilihan lain yang harus aku pilih selain mengikuti semua keinginanmu. Karena memang
sudah tidak ada lagi kesepakatan pada diri kita masing-masing untuk tetap
bersama. Aku tidak akan menyalahkan siapapun dalam hal ini. Termasuk takdir.
Tidak ada orang yang
menginginkan agar tetap berenang dalam lautan kesedihan. Hanya memang keadaan
selalu menuntun kepada lautan kesedihan itu.
Aku akan tetap tersenyum dengan keadaan
ini. Meski senyummu selalu saja mampu membongkar kembali puing-puing cinta kita
yang selalu aku tutupi. Kamu selalu berhasil membongkar semua bangunan
kesedihan yang selalu aku sembunyikan dari bibirku. Tidaklah mudah untuk diriku
melupakan begitu saja semua kisah yang telah kita jalani berdua.
Setelah ini, kita tidak
akan lagi saling memperhatikan seperti biasa. Aku sadar itu.
Setelah ini kita akan
mencari kebahagiaan kita masing- masing. Tentu dengan cara masing- masing. Kita
akan berlomba untuk secepat mungkin menyembuhkan luka yang terlanjur menganga.
Hanya saja, betapapun
usaha keras kita untuk saling melupakan, kita tetap saja tak akan mampu
melupakan kisah kita di masa lalu.
Sekali lagi, aku tegaskan
bahwa kita sudah saling mengusahakan agar hubungan kita tetap utuh. Jadi, andai
suatu saat diantara kita ada yang tidak menemukan jalan bahagia maka kesempatan
untuk kembali pun sudah semakin sulit.
Perlu kita masing-masing ketahui, bahwa
suatu saat nanti, kita akan menyadari suatu hal :
“Kita
akan merindukan yang dinamakan masa lalu. Karena ternyata masa depan tak
seindah yang kita bayangkan. Kita merindukan sosok yang dulu pernah mengisi
hari-hari kita karena ternyata orang yang bersama kita saat ini tak mampu
membuat kita bahagia. Kelak, kita akan menyadari bahwa orang yang bersama kita
di masa lalu memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh sosok manapun.”
Saat kita menyadari hal
itu, semuanya sudah terlambat. Orang yang dulu bersama kita ternyata telah
berbahagia dengan orang lain.
Maka, untuk terakhir kalinya aku mengatakan
padamu.
Pikirkan kembali semua
keputusanmu, sebelum semuanya benar-benar terlambat!
Andai memang kamu sudah
menemukan keyakinan pada dirimu, aku hanya bisa mengikuti arahnya. Aku hanya
meminta maaf atas semua ketidak sempurnaanku. Aku juga berharap agar kamu mampu
menemukan orang yang mampu membuat mu selalu bahagia. Karena ternyata aku tidak
berhasil untuk menjadi orang yang istimewa dalam hidupmu sampai nanti.
Aku hanya bisa mencintaimu
sebatas apa yang aku mampu. Seperti yang pernah aku katakana bahwa aku hanya
bisa mencintaimu dengan cara yang sederhana.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar