Minggu, 14 Juni 2015

Ternyata Aku Salah

Barangkali memang benar teka-teki waktu telah menjadi teka-teki yang paling membingungkan dari awal kehidupan manusia. Kita tak pernah tahu waktu seperti apa yang akan kita jalani. Meski semua manusia memiliki waktu yang sama namun tidak memiliki aktivitas yang sama dalam memanfaatkan waktu. Ah, waktu. Kadang terasa cepat dan kadang pula terasa begitu cepat berlalu.
Waktu telah menjadi misteri yang tak pernah benar-benar bisa dipecahkan bahkan oleh teori ilmu yang paling modern sekalipun.
Berbicara soal waktu, tiba-tiba saja aku teringat akan kenangan-kenangan kita dimasa yang lalu. Kenangan yang kini telah bersemayam bersama waktu. Seperti waktu yang selalu misterius begitu pula lah perjalanan hidup. Termasuk perjalanan cinta.
Rasanya sangat membahagiakan saat aku mengenang kembali masa-masa dimana kita baru saja mengikrarkan janji untuk saling membahagiakan satu sama lain sebagai sepasang kekasih. Kita dipertemukan oleh keadaan. Kita baru saja mengalami guncangan hati saat itu. Kamu baru saja kehilangan seorang yang sangat berarti dalam hidupmu begitupun aku. aku tidak jauh berbeda. Karena keadaan itulah kita dipertemukan. Atas dasar ‘kesamaan nasib’, maka kita berjuang untuk saling membahagiakan satu sama lain. Perlahan kesedihan pada diri kita masing-masing mulai sirna. Aku pun mulai sering melihat senyum dan tawamu begitu juga diriku. Aku mulai bisa tersenyum lepas terutama saat melihat senyummu. Tapi, keadaan berubah drastic saat kondisi hati kita mulai kembali normal. Tak ada kesedihan, tak ada kekecewaan terhadap orang lain.
Ah, waktu memang selalu misterius.
Awalnya aku dan kamu yang ku sebut kita akan saling bersama dan saling membahagiakan atas dasar kesamaan ‘nasib’ karena kita sama-sama pernah di kecewakan. Tapi, ternyata dugaanku salah. Setelah kita tak ‘senasib’ maka hubungan yang kita jalin pun mulai memudar.
Awalnya, aku berpikir bahwa aku akan menghabiskan sisa umurku bersamamu. Kita kan saling membahagiakan sampai takdir yang memisahkan kita. Tapi, ternyata aku salah takdir memisahkan kita lebih awal sebelum kita benar-benar saling membahagiakan dalam ikatan yang lebih serius.
Awalnya, aku berharap senyummu akan terus menghiasi hidupku dan memberi semangat pada setiap perjalanan hidupku. Setiap pagi aku bisa melihat senyummu. Saat aku membuka jendela aku akan melihat senyummu yang manis. Tapi, ternyata aku salah karena kau memilih memberikan senyummupada orang lain. Sementara aku, hanya bisa menikmati senyummu yang tertinggal di masa lalu yang tak manis lagi untuk ku nikmati.
Awalnya, aku mengira bahwa kamu adalah orang yang paling tulus dalam mencintai. Hingga kamu berjanji tak akan meninggalkanku. Tapi ternyata aku salah, kamu pun tidak jauh beda dengan yang lain. Janjimu hanyalah ucapan manis yang menggoda semata. Janjimu bukan untuk di tepati namun untuk di ingkari, kamu tidak jauh beda dengan yang lain.
Awalnya, aku menyangka bahwa aku adalah orang yang paling beruntung bisa mendapatkanmu. Hingga aku berani memperkenalkanmu pada orang-orang terdekatku bahwa kamu adalah orang yang paling bisa membuatku bahagia. Selamanya. Tapi, ternyata aku salah karena saat ini aku merasa bahwa aku telah menjadi orang yang tak beruntung karena pernah mengenalkanmu pada orang-orang terdekatku. Karena kahirnya mereka tahu bahwa aku telah salah memilih.
Awalnya, aku percaya dengan apa yang kamu katakan. Aku telah memberikan semua kepercayaanku padamu dan aku kira kamu pun begitu. Tapi ternyata aku salah, kepercayaan yang aku berikan pun kau hianati. Dan kini, aku hanya bisa menggenggam kepercayaan semu yang kau berikan dengan hati yang hampa.
Awalnya,,,
Tapi ternyata aku salah.
Waktu telah menyingkap semuanya. Ah, waktu memang selalu misterius. Andai saja waktu bisa ku ulang walau hanya sedetik saja. Mungkin aku tidak ingin memberikan semua yang aku miliki kepadamu kalau akhirnya akan begini.
Terimakasih waktu, sekarang aku bisa tahu bahwa apa yang aku kira akan serius ternyata juga meninggalkanku.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar