Barangkali memang benar
teka-teki waktu telah menjadi teka-teki yang paling membingungkan dari awal
kehidupan manusia. Kita tak pernah tahu waktu seperti apa yang akan kita
jalani. Meski semua manusia memiliki waktu yang sama namun tidak memiliki
aktivitas yang sama dalam memanfaatkan waktu. Ah, waktu. Kadang terasa cepat
dan kadang pula terasa begitu cepat berlalu.
Waktu telah menjadi
misteri yang tak pernah benar-benar bisa dipecahkan bahkan oleh teori ilmu yang
paling modern sekalipun.
Berbicara soal waktu,
tiba-tiba saja aku teringat akan kenangan-kenangan kita dimasa yang lalu. Kenangan
yang kini telah bersemayam bersama waktu. Seperti waktu yang selalu misterius
begitu pula lah perjalanan hidup. Termasuk perjalanan cinta.
Rasanya sangat
membahagiakan saat aku mengenang kembali masa-masa dimana kita baru saja
mengikrarkan janji untuk saling membahagiakan satu sama lain sebagai sepasang
kekasih. Kita dipertemukan oleh keadaan. Kita baru saja mengalami guncangan
hati saat itu. Kamu baru saja kehilangan seorang yang sangat berarti dalam
hidupmu begitupun aku. aku tidak jauh berbeda. Karena keadaan itulah kita
dipertemukan. Atas dasar ‘kesamaan nasib’, maka kita berjuang untuk saling
membahagiakan satu sama lain. Perlahan kesedihan pada diri kita masing-masing
mulai sirna. Aku pun mulai sering melihat senyum dan tawamu begitu juga diriku.
Aku mulai bisa tersenyum lepas terutama saat melihat senyummu. Tapi, keadaan
berubah drastic saat kondisi hati kita mulai kembali normal. Tak ada kesedihan,
tak ada kekecewaan terhadap orang lain.
Ah, waktu memang selalu
misterius.
Awalnya aku dan kamu yang
ku sebut kita akan saling bersama dan saling membahagiakan atas dasar kesamaan ‘nasib’
karena kita sama-sama pernah di kecewakan. Tapi, ternyata dugaanku salah. Setelah
kita tak ‘senasib’ maka hubungan yang kita jalin pun mulai memudar.
Awalnya, aku berpikir
bahwa aku akan menghabiskan sisa umurku bersamamu. Kita kan saling
membahagiakan sampai takdir yang memisahkan kita. Tapi, ternyata aku salah
takdir memisahkan kita lebih awal sebelum kita benar-benar saling membahagiakan
dalam ikatan yang lebih serius.
Awalnya, aku berharap
senyummu akan terus menghiasi hidupku dan memberi semangat pada setiap
perjalanan hidupku. Setiap pagi aku bisa melihat senyummu. Saat aku membuka
jendela aku akan melihat senyummu yang manis. Tapi, ternyata aku salah karena
kau memilih memberikan senyummupada orang lain. Sementara aku, hanya bisa
menikmati senyummu yang tertinggal di masa lalu yang tak manis lagi untuk ku
nikmati.
Awalnya, aku mengira bahwa
kamu adalah orang yang paling tulus dalam mencintai. Hingga kamu berjanji tak
akan meninggalkanku. Tapi ternyata aku salah, kamu pun tidak jauh beda dengan
yang lain. Janjimu hanyalah ucapan manis yang menggoda semata. Janjimu bukan
untuk di tepati namun untuk di ingkari, kamu tidak jauh beda dengan yang lain.
Awalnya, aku menyangka
bahwa aku adalah orang yang paling beruntung bisa mendapatkanmu. Hingga aku
berani memperkenalkanmu pada orang-orang terdekatku bahwa kamu adalah orang
yang paling bisa membuatku bahagia. Selamanya. Tapi, ternyata aku salah karena
saat ini aku merasa bahwa aku telah menjadi orang yang tak beruntung karena
pernah mengenalkanmu pada orang-orang terdekatku. Karena kahirnya mereka tahu
bahwa aku telah salah memilih.
Awalnya, aku percaya
dengan apa yang kamu katakan. Aku telah memberikan semua kepercayaanku padamu
dan aku kira kamu pun begitu. Tapi ternyata aku salah, kepercayaan yang aku
berikan pun kau hianati. Dan kini, aku hanya bisa menggenggam kepercayaan semu
yang kau berikan dengan hati yang hampa.
Awalnya,,,
Tapi ternyata aku salah.
Waktu telah menyingkap
semuanya. Ah, waktu memang selalu misterius. Andai saja waktu bisa ku ulang
walau hanya sedetik saja. Mungkin aku tidak ingin memberikan semua yang aku
miliki kepadamu kalau akhirnya akan begini.
Terimakasih waktu,
sekarang aku bisa tahu bahwa apa yang aku kira akan serius ternyata juga
meninggalkanku.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar