Barangkali, aku bukan lah
para pujangga atau penyair yang pandai merangkai kata. Aku hanyalah seorang
anak manusia yang baru saja mengenal cinta. mungkin benar seperti apa yang di katakana
para penyair-penyair bahwa dengan cinta menddadak semua orang berubah menjadi
bak penyair. Dengan cinta pula seorang bisa berubah kepribadian. Mungkin itu
juga yang terjadi pada diriku.
Atas nama cinta pula aku
mampu merapalkan kata yang biasanya tak pernah ku rapalkan. Semisal, aku rindu
kamu, aku sangat bahagia di dekatmu, aku merasa sedih saat tidak ada di
dekatmu. Aku tidak se-mellow itu awalnya. Aku bahkan termasuk orang yang selalu
cuek kepada siapapun, kata-kata cinta awalnya adalah kata yang asing bagi mulut
dan telingaku. Tapi, setelah aku mengenalmu dan menemukan yang orang lain sebut
cinta semua pandanganku berubah terhadap cinta.
Entah kekuatan apa yang
sebenarnya terkandung dalam cinta. yang jelas, cinta mampu meluluhkan kerasnya
hatiku dan kerasnya pendirianku. Aku bukan orang yang cengeng awalnya. Namun,
saat aku tak bisa melihatmu untuk beberapa hari saja rasanya aku telah menjadi
orang yang paling cengeng. Ah, entahlah kekuatan apa yang sebenarnya terkandung
dalam cinta.
Atas nama cinta pula lah
semua kenakalanku di masa lalu perlahan mulai hilang padahal awalnya tak pernah
aku membayangkan akan menjadi seperti ini. Rasanya, aku selalu ingin menjadi
yang terbaik di hadapanmu. Menyembunyikan kesedihan dan masalah adalah hal yang
selalu aku usahakan saat berada di hadapanmu.
Aku baru meyakini bahwa
cinta adalah hidup itu sendiri. Tanpa cinta, hidup pun tak ada. itulah makna
yang aku dapatkan sejauh ini.
Maka, untukmu yang telah
menjadi bagian dari hidupku. Untuk mu yang telah menjadi hidupku. Aku akan
berusaha agar cinta yang terjalin diantara kita akan tetap terjalin.
Aku akan melakukan apapun
demi itu. Demi tegaknya bangunan cinta kita. Barangkali itu terlalu puitis. Tapi,
memang begitulah diriku saat ini yang mendadak menjadi puitis. Dan kau adalah
puisi yang selalu kubacakan.
Cinta adalah pengorbanan. Barangkali
itu hanyalah kata-kata emas para pujangga saja. Namun ternyata bukan, bahkan
aku pun ingin melakukan apapun demi tegaknya bangunan cinta kita. Bahkan aku
akan mengorbankan apapun untuk itu.
Bukankah selama ini aku
telah mengorbankan seluruh kenakalanku demi kebaikan kita bersama?
Entahlah, apakah benar
harus ada yang di korbankan untuk cinta atau memang cinta itu sendiri adalah
pengorbanan.
Aku sering mendengar
betapa banyak orang yang rela mati konyol demi sebuah cinta. aku pun pernah
mendengar ada yang menjadi pemberani hanya karena cinta walau tidak sedikit
yang menjadi penakut karena cinta. seperti aku yang selalu takut kehilanganmu.
Aku pernah mendengar
banyak kisah tentang orang-orang yang dengan kisah cinta yang memilukan walau
banyak pula kisah yang membahagiakan. Seperti cinta kita yang selalu ku harapkan bahagia.
Atas nama cinta pula
banyak sekali ku saksikan sejarah telah mencatat tentang perjuangan para
pecinta yang melakukan apapun demi sebuah pembuktian cinta. maka, akupun akan
melakukan hal yang sama namun bukan dengan membuatkan bangunan-banguan mewah
sebagai bukti cinta sebagaimana yang telah di lakukan oleh para pejuang cinta
sebelum kita.
Aku hanya ingin
membuktikan cintaku padamu dengan kesetiaan. Barangkali, suatu saat nanti cinta
kita pun akan menjadi sejarah dan cerita yang akan dibaca oleh anak cucu kita.
Maka, aku selalu berdoa
agar kau tetap berada di sampingku. Karena aku tidak ingin kehilangan hidupku
yaitu hidupmu.
“Jangan pernah sekali-kali
mencoba untuk lari agar di kejar. Karena aku tidak akan mengejarmu. Bagiku saat
kau lari itu berarti kamu telah memutuskan sebuah keputusn yang tak kan ku
mengerti. Lebih baik kita duduk bersama karena berjuang untuk cinta tak
sebercanda itu.”
Cinta adalah sebuah
pengorbanan. Kita harus mampu untuk mengorbankan ego masing-masing demi
kebahagiaan cinta kita.
Ah cinta memang telah
membuatku menjadi seorang yang puitis.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar