Rabu, 10 Juni 2015

Caraku Mencintaimu


Aku bukanlah seorang pujangga yang pandai memainkan kata-kata indah untuk meluluhkan hatimu. Aku bukanlah seniman yang mampu melukiskan wajahmu dengan bahasa seni yang sangat indah. Aku pun tak pandai merangkai kata-kata gombalan untuk merayumu.
Aku hanyalah orang yang beruntung mampu mendapatkan cintamu atas nama takdir.
Kelak, aku tidak bisa berjanji apapun padamu. Kalaupun aku harus berjanji, aku hanya ingin berjanji akan berusaha untuk terus menjaga cinta ini. Aku akan berusaha untuk tidak membuat air matamu jatuh kecuali air mata bahagia. Aku hanya akan berusaha agar senyum selalu menghias bibirmu yang manis itu.
Aku tidak akan selalu memberimu untaian-untaian indah puisi yang sering dikumandangkan para pujangga karena memang aku tak mampu melakukan itu semua. Dan kalaupun aku bisa melakukannya mungkin untuk beberapa saat kau akan tersanjung dengan syair-syairku . Tapi, untuk waktu yang lama kau pun akan merasa bosan dan menginginkan yang lain daripada sekedar rangkaian kata-kata indah.
Aku tidak akan selalu melukiskan wajahmu yang anggun untuk membuktikan rasa cintaku karena memang aku pun tidak terlalu pandai untuk melukis. Aku takut justru cara melukisku justru hanya akan merubah kecantikanmu di atas kanvas. Wajahmu terlalu rumit untuk ku lukiskan. Keanggunanmu, senyummu, tatap matamu terlalu sulit untuk kulukiskan di atas kanvas. Aku takut justru kamu kecewa karena lukisanku tak sebagus yang kau harapkan.
Aku tidak akan mencintaimu dengan selalu mengungkapkan bahasa-bahasa gombalan. Memang, untuk beberapa saat kata-kata gombalan akan membuatmu melayang terbawa bahasa kata. Tapi, untuk waktu yang lama kau pun akan merasa bosan dengan kata-kata yang mungkin sudah basi namun masih aku katakana karena aku tidak terlalu pandai melakukan itu semua. Dan kau pun akan mengatakan bahwa gombalan itu sudah tidak perlu lagi lalu kau merasakan kebosanan. Sungguh, aku tak ingin kau merasa bosan untuk terus mencintaiku.
Aku pun tidak akan selalu menyiapkan setangkai mawar merah saat kau membuka mata untuk membuktikan cinta. mungkin, untuk beberapa waktu kau akan mengatakan itu adalah hal yang romantis. Tapi, untuk waktu setelah itu kau akan mengatakan yang lain setelah bunga-bunga menggunung di kamarmu dan mulai layu satu per satu. Aku tidak ingin rasa ini pun layu bersama dengan layunya bunga yang kuberikan.
Aku akan mencintaimu dengan caraku sendiri.
Sederhana saja caraku mencintaimu.
Memang, sesekali aku akan membuatkanmu puisi meski tak begitu menarik. Aku pun akan mencoba melukiskan wajahmu diatas kanvas agar aku bisa melihat lukisan wajahmu saat rindu menyapa. Aku akan menyanjungmu dengan bahasa kata yang kupikirkan susah payah. Aku pun sesekali akan memberimu kejutan dengan setangkai mawar merah yang kupetik langsung dari taman.
Tapi, lebih dari itu aku akan membuktikan rasa ini dengan mengusahakan agar aku selalu bisa tersenyum dihadapanmu dan kau pun tak pernah kehilangan senyuman dari bibir manismu.
Aku akan selalu menyiapkan bahuku ketika kau membutuhkan sandaran dan kita akan sama-sama menikmati lukisan Tuhan Yang Maha Indah untuk melepaskan semua bebanmu.
Aku akan selalu terbuka untuk menerima keluh kesahmu meski masalahku mungkin lebih berat dari yang kau rasakan namun aku akan berusaha untuk tetap menjadi pendengar yang baik atas keluh kesahmu.
Sederhana saja aku mencintaimu.
Aku hanya akan menanyakan hal-hal sepele namun sangat berarti bagimu.
Aku akan menumpahkan perhatianku sepenuh hati padamu. Karena memang bagiku kau adalah anugerah yang tiada tara. Namun, aku hanya bisa mencintaimu dengan caraku.
Cara yang sederhana saja.
Untuk itu, aku ingin agar kau dan aku bisa saling mencintai dengan sederhana saja namun kebahagiaan selalu menyertai kita.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar