Awalnya, aku mengira bahwa kita sama-sama bahagia dengan apa yang kita jalani. Karena di hari-hari pertama hubungan kita selalu ada saja senyuman yang terlempar diantara kita.
Kita tidak pernah
melewatkan satu hari pun tanpa saling memberi kabar. Kita tidak pernah sehari
pun tanpa perhatian satu sama lain. Tapi, ternyata itu hanya sesaat saja. Saat ini
kita justru seperti orang asing yang tak pernah saling kenal.
Awalnya aku mengira bahwa
yang kita jalani adalah jalan kebahagiaan tapi ternyata itu hanya harapanku
saja yang berlebihan
Kembali pikiranku
menerawang ke beberapa waktu yang lalu saat kita sama-sama sepakat untuk
menjalani hidup sebagai sepasang kekasih.
Ternyata ada yang salah
dengan apa yang kita jalani. Pertemuan kita terlalu singkat sebelum kita
sepakat untuk menjalin hubungan. Kita belum benar-benar saling mengenal
sebelumnya namun kita terlalu berani untuk segera menjalin sebuah hubungan. Memang,
tidak sedikit pasangan yang mampu bertahan meski awalnya tak saling mengenal. Tapi,
tidak untuk kita, kita terlalu lemah untuk mengatasi perbedaan-perbedaay yang
ada diantara kita.
Ternyata kita terlalu
buru-buru untuk menjalin sebuah hubungan. Memang, aku salah dalam hal ini. Aku langsung
saja terhipnotis dengan semua yang ada padamu. Senyummu, perhatianmu, semua
yang ada telah menutup akalku untuk sejenak saja berpikir. Memang, tidak
sedikit hubungan yang bertahan lama meski awalnya terburu-buru. Namun, kita tak
mampu. Aku dan kamu terkaget-kaget saat kita mulai mengetahui kepribadian
masing-masing. Padahal andai saja kita lebih tenang, mungkin kejadian ini tak
pernah terjadi.
Ternyata memang ada yang
salah dengan apa yang kita jalani.
Namun, aku tidak akan
menyesali apapun. Aku tetap akan menganggapmu sebagai bagian dari masa laluku
yang pernah indah. Walau kini masa itu telah tiada.
Kini, kita telah menjadi dua orang asing
yang tek pernah saling mencari lagi.
justru, kita adalah orang asing yang tidak ingin saling mengenal. Mengerikan.
Padahal kita pernah duduk
bersanding di sebuah taman bunga yang asri untuk berbagi kebahagiaan. Namun,
ternyata yang aku jalani bukan dengan dirimu melainkan dengan masa lalu. Anggap
saja begitu. Kita tak pernah saling mengenal. Aku pun begitu. Yang aku kenal
adalah masa lalu namun bukan dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar