Saat jarak benar-benar
telah memisahkan raga kita, maka jangan biarkan hati kita ikut terpisah. Semakin
jauh jarak yang memisahkan kita, maka kita pun harus semakin kuat merekatkan
hati kita pada tali cinta yang kita rajut bersama.
Percayalah, suatu hari
nanti jarak pun akan tunduk pada kekuatan cinta kita. Aku akan tetap berdiri
disini untuk menunggumu kembali kepelukanku.
Setiap pagi, saat aku
membuka jendela makaaku selalu berharap dapat melihat wajahmu pada semburat
mentari pagi. Aku akan menghirup dalam-dalam udara pagi yang berhembus dan
merasakan bahwa itu adalah aroma tubuhmu.
Saat kita saling
berjauhan, aku selalu saja merindukan semua tentang kita. Yang aku rindu darimu
justru hal-hal kecil yang mungkin kamu sendiri menganggapnya sepele. Atau justru
kita merindukan hal yang sama.
Ternyata benar, meskipun
dengan cara yang sederhana cinta selalu saja membuat kita tetap bahagia. Ada hal-hal
sepele yang justru sangat aku rindukan.
Aku merindukan saat kita
duduk bersama dipinggiran taman di atas rumput-rumput yang sengaja ditanam . Disana
kita akan melempar canda, tertawa lepas seperti dua orang sahabat yang tak
pernah kaku. Entah kenapa, saat-saat seperti itu selalu saja ada hal-hal yang
bisa kita tertawakan bersama.
Aku merindukan saat-saat
kita duduk dibangku taman kota lalu kita sama-sama menyaksikan ada sepasang
kekasih yang juga sedang menikmati kebersamaan. Lalu, kamu menatapku dengan
senyuman manja. Dan saat aku pura-pura tak menanggapi prilakumu maka dengan
seenaknya kamu akan mencubit hidungku yang sedikit pesek ini. Kamu baru akan
melepaskan saat aku mulai meronta. Aih,
Aku juga merindukan saat
kita sama-sama berjalan kaki menikmati sejuknya udara taman. Kamu akan menanyakan
segala sesuatu hal padaku dan aku pun begitu. Sepanjang langkah kita selalu
saja ada topic pembicaraan. Namun, saat aku pura-pura acuh terhadap ceritamu,
kamu pun menghentikan langkah dan mencoba menatap wajahku sementara aku hanya
tersenyum manja. Alhasil, kamu akan menarik-narik kedua pipi tembemku sampai
ada rona merah dipipiku.
Selain itu juga aku
merindukan kebiasaanmu mengelus-elus kepalaku saat kita duduk bersanding atau saat
kita beriringan. Saat seperti itu rasanya aku seolah menjadi orang yang paling
bahagia.
Padahal, itu semua adalah
hal-hal yang sederhana bagimu, namun bagiku itu adalah perlakuan yang sangat
istimewa. Seistimewa kehadiranmu saat ini.
Adakah kamu disana juga
merindukan hal-hal yang sederhana seperti itu?
Mungkin, kamu juga
merindukan saat-saat kita bersama entah itu duduk menikmati pemandangan taman
ataupun berjalan-jalan menikmati udara taman yang asri. Kamu selalu saja
melempar candaan yang selalu membuatku gemes. Akhirnya, satu cubitan mendarat
di pinggangmu dan aku baru melepaskannya saat kamu telah memohon-mohon padaku. Adakah
kamu merindukan hal-hal seperti itu?
Atau mungkin kamu
merindukan saat kita sama-sama menikmati jajanan pinggir jalan. Awalnya, kita
saling jaim-jaiman namun setelah itu kita berlomba untuk adu cepat menghabiskan
makanan yang ada dihadapan kita. Kamu selalu kalah saat seperti itu. Namun, aku
tahu kamu tidak benar-benar kalah. Kamu hanya ingin agar aku bisa bahagia
karena dapat mengalahkanmu. Apakah kamu merindukan hal-hal seperti itu saat
ini?
Ah,
jarak memang tak pernah mau mengerti pada rindu yang kian memuncak. Rasanya, waktu
seolah enggan bergerak saat aku merindukan kehadiranmu.
Namun, satu hal yang
selalu menguatkanku bahwa cinta kita akan tetap tumbuh seberapa jauh jarak yang
memisahkan kita. Sampai suatu saat nanti jarak pun tunduk pada cinta kita.
Kini, kita sama-sama
menyadari bahwa ternyata tak perlu yang glamour untuk menikmati cinta. cukup
dengan cara sederhana tapi sangat terasa membekas dihati.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar