Senin, 29 Juni 2015

Atas Nama Cinta

Aku sungguh belum sepenuhnya menyadari bahwa kamu telah benar-benar menjadi milikku saat ini. Namun, senyummu menyadarkanku bahwa kamu benar-benar di sampingku. Maka, jangan pernah ada niatan dalam hatimu untuk meninggalkanku. Aku tidak akan sanggup menerima kenyataan yang buruk seperti itu. Tetaplah bersamaku dalam suka dan duka, dalam tangis dan tawa. Kita akan berjuang bersama menuju puncak kebahagiaan cinta. seperti yang pernah diperjuangkan oleh para pejuang cinta dulu.
Ah, rasanya aku seperti mimpi mampu mendapatkanmu. Dan mendapatimu telah berada di sampingku sebagai seorang yang istimewa. Aku bahkan lupa bagaimana kamu bisa berada di sampingku. Sebab, kita adalah sepasang kekasih yang unik.
Sebelumnya, aku hanya seorang anak manusia dengan tingkat malu tinggi. Aku adalah seorang yang pemalu dan lebih banyak minder disbanding percaya diri. Saat aku mendapati bahwa aku jatuh cinta padamu aku justru kebingungan. Bagaimana cara mengungkapkan isi hatiku yang kian membuncah? Alhasil, aku hanya bisa memperhatikanmu dari jauh. Aku hanya bisa mengagumi tingkahmu. Aku hanya merasakan tawamu saat kamu duduk bersama teman-temanmu. Aku tetap saja mencintaimu dari jauh. Aku sungguh tidak sanggup untuk mengatakan apapun prihal rasa yang kusimpan dalam hati. Walaupun sempat aku ingin mengungkapkan sebuah rasa ini meski sekedar lewat tulisan namun rasanya aku kurang percaya diri. Begitu banyak ketakutan-ketakutan yang hinggap di kepalaku. Akhirnya, aku menemukan ide agar kamu mengetahui perasaanku. Aku mengirimkan sinyal-sinyal kode rahasia yang hanya dimenegrti oleh para pecinta. Namun ternyata kamu tidak begitu peka terhadap kode yang aku kirimkan sampai akhirnya aku sering salah tingkah di hadapanmu. Aih,
Kini, aku baru mengertahuinya setelah kita bersama. Kamu juga ternyata bukan orang yang ahli dala urusan menyampaikan rasa. Aku tahu kamu juga telah lama memendam rasa padaku dari pertama kali kita bertemu. Namun, sikapmu yang pendiam dan cenderung cuek terhadap lawan jenis membuat dirimu sendiri kesulitan untuk mengungkap rasa. Seperti aku, kamu juga ternyata memperhatikanku dari jauh. Dan tanpa kita sadari kita sering sama-sama memergoki saat kita saling memperhatikan. Tapi, kita justru saling salah tingkah. Aku juga tahu bahwa selama kamu memendam rasa kamu juga sering mengirim kode-kode rahasia yang tidak aku tangkap. Kamu sering juga salah tingkah sepertiku. Aih,
Beberapa lama kita saling mengirim kode namun tak ada satu pun diantara kita yang peka terhadap kode yang dikirim masing-masing. Ternyata beginilah jika seorang pemalu menyukai seorang yang pendiam dan cuek. Kita hanya akan saling mengirim kode namun tak pernah peka. Lucunya.
Entah siapa yang memulai kesadarannya diantara kita karena kenyataannya kini kita telah bersanding sebagai sepasang kekasih.
Tapi, itu semua tidak penting. Yang jelas setelah aku benar-benar mengenalmu ternyata kamu adalah orang yang istimewa. Di balik diammu yang misterius ternyata kamu juga menyimpan sisi humoris yang selalu membuatku tersenyum bahagia. Di balik cuekmu terhadap lawan jenis ternyata kamu adalah pribadi yang romantis.
Dan aku. Seperti katamu bahwa di balik pemaluku, aku merupakan orang yang penuh perhatian. Dan aku baru menyadarinya.
Aku masih saja bingung sampai saat ini. Bagaimana mungkin seorang pendiam dan cuek bisa bersatu dengan seorang yang pemalu? Padahal awalnya kita sama-sama sulit untuk mengungkap rasa yang membuncah. Mungkin takdirlah yang menyatakan perasaan kita berdua. Mungkin waktu yang mengungkapkan perasaan yang kita pendam atas nama cinta.

***

Minggu, 28 Juni 2015

Hal Yang Harus Kamu Ketahui


Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa hubungan yang kita jalin akan berakhir dengan tragis. Cinta yang selalu aku perjuangkan sekuat hati ternyata tak mengantarkanku kepada kebahagiaan. Janji-janji yang pernah terucap diantara kita kini telah hilang entah kemana. Mungkin berserakan atau telah terbawa arus sungai di pipiku.
Aku masih belum mampu menyadari seutuhnya bahwa kita telah benar-benar benar-benar bersama lagi. namun, dengan sekuat tenaga aku mengumpulkan kepingan-kepingan hati yang telah kamu pecahkan. Sungguh, aku masih belum mampu menata kembali hati yang terlanjur patah.
Tapi, keadaan itu tak kan berlangsung lama menyiksaku. Itulah yang harus kamu ketahui.
Aku beruntung masih memiliki akal pikiran yang masih bebas dari sentuhanmu. Sampai akhirnya aku mampu menyimpulkan bahwa aku harus segera bangkit dari keterpurukan yang kamu buat. Karena aku tahu kalau saja aku terus terpuruk maka itu adalah sebuah kebodohan. Memikirkan orang yang tak pernah memikirkan kita adalah sebuah kekonyolan. Mengingat orang yang tak pernah mengingat kita adalah sebuah kebodohan. Menangisi orang yang selalu membuat kita tersakiti adalah sebuah kekerdilan yang menyengsarakan. Merindukan orang yang tak pernah merindukan kita adalah hal yang tidak mungkin. Akhirnya, aku memahami hal itu. Dan yang paling penting aku tidak ingin kamu menertawakan penderitaanku. Tidak.
Satu hal yang perlu kamu ketahui. Aku tidak secengeng seperti apa yang kamu lihat saat kamu memutuskan untuk benar-benar meninggalkanku. Karena aku menyadari bahwa aku berhak untuk membahagiakan diriku sendiri. Dan itu tak harus ku gapai bersamamu. Aku masih bisa menggapai bahagiaku sendiri dengan caraku.
Kamu juga harus tahu bahwa aku menangis bukan karena kepergianmu. Namun, yang aku tangisi adalah kenangan yang pernah aku lalui. Itu saja.
Aku tidak akan terus merana hanya karena ditinggalkan orang yang tak pernah benar-benar serius mencintaiku. Aku tidak akan membiarkan diriku terus terpuruk hanya karena menyesali kepergianmu. Tidak akan aku sebodoh itu.
Terakhir, yang perlu kamu ketahui bahwa kalaupun aku merasa sakit yang teramat sakit karena perpisahan kita maka cukuplah aku menangisi semalaman. Cukup aku membuang waktuku semalaman untuk menangisimu dan menangisi kenangan kita. Esoknya, aku akan segera bangkit dan menata senyum. Aku akan berusaha menertawakanmu bahwa kamu sudah melakukan kesalahan dengan meninggalkanku. Kamu terlalu bodoh meninggalkan orang yang telah benar-benar serius mencintaimu. Kelak, kamu akan menyadari itu semua setelah kamu tidak mendapatkan kebahagiaan seperti apa yang pernah aku berikan padamu.

***

Selasa, 23 Juni 2015

Cinta Adalah Candu

Sebelum aku menemukanmu beberapa waktu yang lalu, aku sudah memutuskan untuk menikmati kesendirian dalam jangka waktu yang lama.
Aku sudah bosan untuk terus disakiti. Entah sudah berapa kali satu-satunya hati yang kumilki ini terkoyak karena sesuatu yang dinamakan cinta. aku sudah tidak tega lagi membiarkan satu-satunya hati ini terus-terusan tersakiti. Karena memang rasanya teramat sakit ketika hati ini di kecewakan oleh orang yang dengan sepenuh hati kita perjuangkan.
Aku ingin menyembuhkan sakit hatiku dengan caraku sendiri. Sebab, bukan sekali ini saja aku merasakan sakit hati karena cinta. entah ini sudah ke berapa kalinya aku sendiri sudah tidak ingin mengingatnya lagi karena dengan mengingat itu semua sama saja dengan aku mengingat kebodohanku. Ya, aku yang terlalu bodoh selalu saja membiarkan hati ini terus disakiti berulang kali atau mereka yang menyakitu yang terlalu bodoh dengan meninggalkanku bersimbah luka. Padahal aku selalu tulus memperjuangkan mereka dengan sepenuh hatiku. Mungkin memang mereka terlalu bodoh atau aku yang terlalu bodoh.
Semuanya sama saja, awalnya memang selalu dimulai dengan janji-janji manis untuk setia. Hingga aku benar-benar berani menjatuhkan satu-satunya hati yang kumiliki kedalam lubuk hatinya yang paling dalam. Namun, seiring berjalannya waktu semua janji itu perlahan memudar. Satu per satu janji-janji itu terabaikan tapi aku tetap saja menjatuhkan hatiku padanya dengan alasan cinta. meski berat, aku selalu berjuang agar hatiku tetap bahagia dengan selalu membahagiakannya. Perlahan tapi pasti janji yang pernah terucap pun seolah tak pernah ada. semuanya seolah telah mati terbentur kenyataan bahwa kita tak saling memahami, kita tak bisa berjalan beriringan.
Aku tetap saja menjatuhkan hatiku padanya. Sebab, aku mengira aku masih bisa memperjuangkan semuanya. Namun, keadaan berubah ketika dia memutuskan untuk tidak bersamaku lagi dan memilih bahu yang lain yang bisa dijadikan sandaran.
Sementara aku, aku masih belum siap dengan semua keputusannya. Hatiku telah terlanjur kujatuhkan padanya. Aku kesulitan untuk membangkitkan hatiku dan menyadari bahwa semuanya telah berakhir dengan teragis. Saat itu aku menemukan hatiku dalam keadaan penuh luka.
Untuk itu, aku memutuskan untuk tidak lagi mencari. Aku tidak akan mencitai orang lain untuk beberapa waktu yang akan datang. Aku ingin mengobati luka-luka dihatiku. Meski sahabat-sahabat terdekatku mengatakan bahwa sakit hati hanya bisa disembuhkan dengan jatuh cinta lagi , tapi aku sudah tidak percaya lagi dengan kata-kata itu. Omong kosong itulah yang telah menjerumuskanku kelubang yang sama beberapa kali. Aku tidak ingin jatuh cinta lagi untuk beberapa waktu yang lama.
Namun, situasinya menjadi berubah setelah aku menemukanmu beberapa waktu yang lalu. Aku selalu memperhatikan semua gerak-gerikmu. Tatap matamu seolah membawa ketenangan pada hatiku. Senyummu seolah menjelma obat yang mujarab untuk luka hatiku. Aku memutuskan untuk meningkari janjiku pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan jatuh cinta lagi.
Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri bahwa aku menyukai semua yang ada padamu. Aku merasa bahwa hadirmu adalah obat untuk semua luka yang menyayat hatiku. Kamu adalah anugerah Tuhan yang sengaja diturunkan untuk mengobati lukaku. Aku percaya itu.
Maka, untuk kesekian kalinya aku berani menjatuhkan hatiku padamu. Harapanku ini adalah yang terakhir kalinya. Aku berharap kamu berbeda dengan yang lain. Aku ingin kamu tetap bersamaku sampai tidak ada yang berani memisahkan kita lagi. Aku percaya keputusanku tidak salah untuk menjatuhkan hatiku padamu karena sejauh ini aku tetap bahagia bersamamu.
Ah, kini aku menemukan pengertian lain tentang cinta. Seberapa sering pun kita terluka karena cinta namun rasanya kita tak bisa hidup tanpa cinta. sakit hati dan jatuh cinta adalah dua mata pisau yang berbeda namun keduanya tak bisa berpisah. Namun, satu hal yang aku yakini bahwa cinta itu semacam candu. Aku ingin tetap jatuh cinta meskipun aku sering merasakan sakit hati karena cinta.
Maka, untukmu yang kini menjadi pelabuhan terakhir hatiku tetaplah berada disampingku! Tetaplah menjadikanku tempat berbagi dalam suasana apapun! Dan jangan pernah datang untuk pergi namun tetaplah menetap dihatiku sampai kita lupa jalan untuk pulang. Tetaplah disampingku sampai kita lupa cara untuk pergi. Tetaplah bersaku sampai kita lupa caranya meninggalkan.
 ***

Minggu, 21 Juni 2015

Tak Ada Paksaan Untuk Sebuah Rasa

Untuk beberapa saat mungkin jarak yang ada diantara kita adalah ujian bagimu, bagiku dan bagi kita. Aku tidak akan pernah memaksa kamu tetap ada untukku. Yang aku harapkan justru kamu akan menjaga separuh hati yang kutitipkan padamu. Tanpa paksaan pun tanpa keragu-raguan.
Aku akan memberikan kebebasan padamu saat ku tak berada di sampingmu.
Kamu boleh memutuskan apakah masih tetap menungguku atau kamu akan memilih bahu yang lain sebagai sandaran saat kamu merasa bahwa hidup yang kamu jalani sungguh melelahkan. Sebab, aku tidak selalu berada di sampingmu saat hal itu terjadi padamu. Entah sudah berapa lama aku tidak berada disampingmu saat kamu membutuhkan bahu tempat berkeluh kesah.
Kamu boleh memutuskan apakah kamu akan tetap sama-sama berjuang untuk tetap menguatkan rasa diantara kita. Namun, jika kamu memilih berlari dariku maka aku akan melepaskan dengan ikhlas karena itu artinya kamu tidak benar-benar serius denganku. Kamu boleh mencari tempat pelarian terjauh semau dan semampumu. Tapi, andaikan kamu memilih untuk berjuang bersamaku itulah yang sebenarnya aku harapkan. Aku akan mengajakmu lebih merekatkan tali cinta yang mengikatkan kita agar  kita sama-sama tak bisa berlari lagi.
Karena memang, jujur saja untuk saat ini aku masih belum mampu menjanjikan apapun padamu selain kepercayaan dan cinta yang tulus. Sebab, untuk saat ini nasibku saja masih kupertaruhkan. Namun, andai kamu masih percaya padaku, pada cinta kita maka yakinlah aku akan berusaha sekuat mungkin agar kamu tetap bahagia. Kalaupun kamu memilih untuk tidak mempercayaiku, tidak mempercayai kekuatan cinta kita maka aku menyerahkan semuanya padamu. Sekali lagi aku memberikan kebebasan padamu untuk memilih. Hanya satu yang aku tekankan padamu agar jangan ada keragu-raguan dalam mengambil keputusan.
Bukan aku tidak mengusahakan agar kamu tetap bersamaku. Hanya saja aku tidak menginginkan kamu terbelenggu penyesalan yang tidak perlu. Aku tidak menginginkan ada penyesalan di akhir nanti. Karena bagiku, bahagiamu adalah yang paling utama. Setidaknya itu telah menunjukan keseriusanku.
Namun, satu hal yang juga harus kamu tahu bahwa sampai saat ini aku selalu mengusahakan kebaikan pada hubungan kita. Di sisi lain, aku telah mengerti bahwa saat aku membuka hati untuk seseorang maka saat itu juga aku telah menyatakan kesiapnku untuk menerima kekecewaan yang bisa saja menimpa diriku.
Percayalah! Jika kamu memutuskan untuk tetap bersamaku, maka saat itu kita sepakat untuk sama-sama berjuang dan menyingkirkan semua keraguan.
Bukankah karena jarak dan keragu-raguan telah mengajarkan pada kita tentang kedewasaan? Bukankan semuanya telah mengajarkan bahwa suka , duka, bahagia dan kecewa dapat berbaur dalam rasa yang sama dan memberikan warna pada hubungan kita?
Percayalah! Tak ada paksaan untuk sebuah rasa. Seperti itulah diriku padamu. Aku tidak akan memaksakan apapun darimu. Yang aku inginkan justru ketulusan dan kepercayaan.

***



Hal-hal Kecil Yang Selalu Kurindukan


Saat jarak benar-benar telah memisahkan raga kita, maka jangan biarkan hati kita ikut terpisah. Semakin jauh jarak yang memisahkan kita, maka kita pun harus semakin kuat merekatkan hati kita pada tali cinta yang kita rajut bersama.
Percayalah, suatu hari nanti jarak pun akan tunduk pada kekuatan cinta kita. Aku akan tetap berdiri disini untuk menunggumu kembali kepelukanku.
Setiap pagi, saat aku membuka jendela makaaku selalu berharap dapat melihat wajahmu pada semburat mentari pagi. Aku akan menghirup dalam-dalam udara pagi yang berhembus dan merasakan bahwa itu adalah aroma tubuhmu.
Saat kita saling berjauhan, aku selalu saja merindukan semua tentang kita. Yang aku rindu darimu justru hal-hal kecil yang mungkin kamu sendiri menganggapnya sepele. Atau justru kita merindukan hal yang sama.
Ternyata benar, meskipun dengan cara yang sederhana cinta selalu saja membuat kita tetap bahagia. Ada hal-hal sepele yang justru sangat aku rindukan.
Aku merindukan saat kita duduk bersama dipinggiran taman di atas rumput-rumput yang sengaja ditanam . Disana kita akan melempar canda, tertawa lepas seperti dua orang sahabat yang tak pernah kaku. Entah kenapa, saat-saat seperti itu selalu saja ada hal-hal yang bisa kita tertawakan bersama.
Aku merindukan saat-saat kita duduk dibangku taman kota lalu kita sama-sama menyaksikan ada sepasang kekasih yang juga sedang menikmati kebersamaan. Lalu, kamu menatapku dengan senyuman manja. Dan saat aku pura-pura tak menanggapi prilakumu maka dengan seenaknya kamu akan mencubit hidungku yang sedikit pesek ini. Kamu baru akan melepaskan saat aku mulai meronta. Aih,
Aku juga merindukan saat kita sama-sama berjalan kaki menikmati sejuknya udara taman. Kamu akan menanyakan segala sesuatu hal padaku dan aku pun begitu. Sepanjang langkah kita selalu saja ada topic pembicaraan. Namun, saat aku pura-pura acuh terhadap ceritamu, kamu pun menghentikan langkah dan mencoba menatap wajahku sementara aku hanya tersenyum manja. Alhasil, kamu akan menarik-narik kedua pipi tembemku sampai ada rona merah dipipiku.
Selain itu juga aku merindukan kebiasaanmu mengelus-elus kepalaku saat kita duduk bersanding atau saat kita beriringan. Saat seperti itu rasanya aku seolah menjadi orang yang paling bahagia.
Padahal, itu semua adalah hal-hal yang sederhana bagimu, namun bagiku itu adalah perlakuan yang sangat istimewa. Seistimewa kehadiranmu saat ini.
Adakah kamu disana juga merindukan hal-hal yang sederhana seperti itu?
Mungkin, kamu juga merindukan saat-saat kita bersama entah itu duduk menikmati pemandangan taman ataupun berjalan-jalan menikmati udara taman yang asri. Kamu selalu saja melempar candaan yang selalu membuatku gemes. Akhirnya, satu cubitan mendarat di pinggangmu dan aku baru melepaskannya saat kamu telah memohon-mohon padaku. Adakah kamu merindukan hal-hal seperti itu?
Atau mungkin kamu merindukan saat kita sama-sama menikmati jajanan pinggir jalan. Awalnya, kita saling jaim-jaiman namun setelah itu kita berlomba untuk adu cepat menghabiskan makanan yang ada dihadapan kita. Kamu selalu kalah saat seperti itu. Namun, aku tahu kamu tidak benar-benar kalah. Kamu hanya ingin agar aku bisa bahagia karena dapat mengalahkanmu. Apakah kamu merindukan hal-hal seperti itu saat ini?
Ah, jarak memang tak pernah mau mengerti pada rindu yang kian memuncak. Rasanya, waktu seolah enggan bergerak saat aku merindukan kehadiranmu.
Namun, satu hal yang selalu menguatkanku bahwa cinta kita akan tetap tumbuh seberapa jauh jarak yang memisahkan kita. Sampai suatu saat nanti jarak pun tunduk pada cinta kita.
Kini, kita sama-sama menyadari bahwa ternyata tak perlu yang glamour untuk menikmati cinta. cukup dengan cara sederhana tapi sangat terasa membekas dihati.

***

Menunggu


Menunggu adalah hal yang paling membosankan. Mungkin itulah yang sebagian orang katakan. Bahkan aku pun mengatakan hal yang demikian beberapa waktu yang lalu. Menunggu adalah aktivitas yang paling menjenuhkan itulah yang aku katakan beberapa waktu yang lalu.
Namun, saat ini aku menemukan makna lain dari sebuah kata ‘menunggu’. Saat ini aku berani mengatakan hal yang lain prihal menunggu.
Sudah beberapa waktu yang lalu, menunggu menjadi bagian yang paling sering kulakukan setiap saat. Ternyata, menunggu itu tak selalu membosankan dan menjenuhkan. Menunggu menjadi bagian yang paling menarik dalam hidupku.
Keadaan seperti ini dimulai saat jarak tak bisa diajak kompromi untuk tidak memisahkan kita. Mulai saat itulah hari-hariku selalu diisi dengan menunggu. Menunggu sampai waktu mempertemukan kita. Setiap hari aku selalu menghitung berapa waktu lagi kita akan bertemu. Aku menghitung mundur, sudah berapa lama waktu memisahkan kita. Ah, menunggu menjadi hal yang menarik.
Bukan aku bahagia karena jarak telah memisahkan kita. Kalau aku boleh memilih tentu aku ingin agar tidak ada kata menunggu dalam hidupku. Aku ingin agar kita tetap bersama tanpa terpisah jarak dan waktu. Namun, kenyataannya keadaan tak selalu berpihak. Untuk itu, aku selalu saja mencari cara agar tetap bahagia meski kita tak saling bersama. Salah satunya dengan menikmati setiap detik penantian yang kulakukan.
Jika bukan karena cinta tentu menunggu pun tak menarik bagiku. Dalam proses menunggulah aku belajar bagaimana menjaga rasa agar tetap tumbuh meski tak saling bersatu. Dari menunggu aku belajar menjaga kepercayaan. Dari menunggu juga aku belajar bagaimana menikmati setiap rindu yang selalu meronta. Dari menunggu aku merasakan nikmatnya sebuah pertemuan.
Bukankah saat ini kita sama-sama menunggu sampai waktu mau berkompromi untuk mempertemukan kita?
Maka, baiknya kita menikmati setiap saat yang menjenuhkan itu menjadi sebuah hiasan dalam sebuah hubungan. Pada setiap detik penantian kita ada saja rindu yang terus menggunung. Namun, percayalah suatu saat nanti kita tidak perlu lagi menunggu hanya untuk bertatap muka. Kelak kita akan memiliki waktu sepuasnya untuk melepas rindu dengan pelukan yang mesra dan senyuman manja.
Barangkali, ini yang dinamakan keajaiban cinta. awalnya aku menganggap bahwa menunggu adalah hal yang menjenuhkan namun cinta selalu punya cara agar setiap kisah yang kita jalani selalu terasa indah. Seperti menunggu ini, perlahan aku mulai menikmati setiap penantian akan pertemuan kita.
Tak ada yang perlu aku khawatirkan lagi saat ini. Karena aku, kamu, kita telah sepakat bahwa jarak tidak akan membunuh rasa yang ada dalam diri masing-masing. Justru jarak yang memisahkan akan memperkuat rasa diantara kita.
Kini, aku mulai menyadari kenapa ada orang yang masih setia meski ditinggal untuk waktu yang lama dengan jarak yang jauh. Jawabannya karena cinta.
Cinta selalu mengajarkan kebahagiaan disetiap perjalanannya. Dan aku pun percaya akan hal itu. Semoga jarak yang memisahkan kita segera berdamai seiring berjalannya waktu.

***


Ajarkan Aku Cara Melupakan


Entah kenapa saat aku mendengar denting jam yang berbunyi seolah itu adalah sebuah bisikan manja darimu. Rasanya, hati ini selalu saja berbisik untuk sekedar mencari kabar tentangmu yang disana. kadang pula rasa sesal hadir begitu saja saat baying wajahmu menari dipelupuk mataku.
Bukan aku tidak pernah mencoba untuk menghapus namamu dari ingatanku. Bukan aku tidak berusaha untuk tidak tahu lagi tentangmu. Tapi, kenangan yang pernah kita jalani telah mengakar kuat dalam ingatanku. Sejauh apapun aku berlari tetap saja aku tidak bisa sembunyi dari baying wajahmu.
Adakah kamu disana merasakan hal yang sama?
Aku yakin kamu mungkin sudah lupa dengan semua yang pernah kita jalani. Ini hanyalah bagian dari kekonyolanku saja karena masih mengingat cerita kita yang telah usai. Selalu saja sulit bagiku untuk melupakan semuanya.
Semakin aku berusaha melupakan rasanya hati ini semakin sakit. Semakin aku berlari menjauh tapi rasanya baying-bayang senyummu kian mendekat saja.
Adakah kamu merasakan hal yang sama?
Aku yakin tidak. Mungkin, saat ini kamu sedang menertawakan kekonyolanku karena masih saja mengingatmu. Mengingat kenaangan antara kita berdua. Tertawalah! Sesekali aku memang ingin mendengarkan lagi tawamu walau itu untuk menertawakan kekonyolanku.
Setelah ini mungkin memang aku harus benar-benar sembunyi. Mencari ketenangan, dan belajar bagaimana cara melupakan. Karena bagiku, melupakan ternyata lebih sulit daripada mengingat. Aku masih bisa dengan mudah mengingat semua tentang kita. Namun rasanya sulit untuk menghilangkan ingatan itu.
Ajari aku mantra yang bisa menghapus semua kenangan kita. Seperti kamu yang dengan mudahnya melupakan semua yang pernah kita jalani. Ah, sungguh kamu benar-benar telah menyebarkan luka dalam diriku hingga aku sndiri bingung mencari penawarnya.
 Rasanya aku ingin pergi sejauh yang aku bisa agar aku bisa terlupa semua kisah tentang kita. Namun, sekali lagi diamanpun aku berada yang ada hanya bayangmu.
Kamu memang kejam. Pergi begitu saja setelah menabur duri yang amat menyakitkan. Bahkan, air mataku sudah tiadak sanggup lagi untuk berkata. Rasanya lautan air mataku telah habis hanya untuk menangisi dirimu yang tidak pernah peduli denganku.
Ajari aku mantra yang bisa dengan mudah melupakan semua tentang kita! Aku tidak ingin mati konyol hanya karena terbunuh rasa yang tak bisa ku kendalikan. Aku juga ingin bahagia walau tak bersama dirimu lagi.
Seperti kamu yang dengan bahagianya meninggalkanku yang membutuhkanmu. Dalam hati ini seolah tidak ada lagi yang tersisa selain luka yang justru dilukai oleh orang yang aku cintai.
Aku masih belum yakin apakah luka ini akan segera pulih atau justru akan membusukkan hatiku karena tertimbun kenangan masa lalu yang tak bisa ku lupakan.
Ajarkan aku mantra agar aku bisa dengan mudah melupakan semua tentang kita. Aku juga ingin bahagia meski tanpamu.

***