Bukankah kita telah merasa sama-sama telah dewasa? Lalu kenapa kita masih menyelesaikan masalah dengan cara kekanak-kanakkan? Cinta tidak untuk anak-anak. Sebab cinta tidak sekedar membawa kabar gembira. Dalam percintaan selalu saja ada masalah yang menghampiri. Kalau saja kita tak mampu mengatasi masalah tersebut sudah barang tentu cinta yang kita jalin hanya tinggal kenangan.
Mendekatlah! Hapus dulu air matamu. Bukan, bukan aku tak bersedih. Semuanya bersedih. Aku, kamu atau mereka yang mengalami hal yang serupa. Ketika cinta yang kita perjuangkan berada di ujung tanduk. Namun, dengan bersikap lebih dewasa maka kita akan mengetahui bahwa masalah yang dihadapi tidak akan selesai dengan air mata.
Memdekatlah! Tahan dulu gejolak amarah yang membuncah. Bukan aku tak marah. Kalau saja aku ingin melampiaskannya, aku telah marah pada kenyataan. Cinta yang kita perjuangkan nyatanya harus berakhir. Tapi, bersikaplah lebih realistis. Masalah tidak akan menemui pangkalnya jika di cari dengan emosi yang meluap-luap.
Kemarilah! Kita harus saling berbicara. Sebab, jika hanya saling diam justru akan memperburuk keadaan. Aku tidak tega melihatmu yang terus bermuram durja. Jujur saja, aku merindukan senyummu yang meneduhkan hati.
Kita harus saling berbicara, mengungkapkan apa saja yang membuat hati terluka. Memang, itu akan menyakitkan namun setidaknya itu akan memberi kepuasaan. Jika terus saja dipendam dalam hati, lantas siapa yang tahu? Itu akan membuatmu selalu bersedih.
Kita harus saling berbicara. Katakanlah apa yang ingin kau katakan. Aku selalu saja siap menjadi pendengarmu karena kutahu banyak yang ingin kau katakan. Hanya saja emosi dan kemarahan selalu saja menjadi penghalang niatmu untuk mengungkapkan semuanya.
Semua akan jelas dan terang benderang jika kita saling berbicara. Kalau toh memang tidak ada yang bisa dipertahankan dalam hubungan kita, setidaknya tidak ada luka yang menganga pada hati masing-masing setelahnya.
Mari kita sama-sama menghilangkan keegoisan. Sebab keegoisan tak pernah membawa kebahagiaan pada jalinan kasih. Jalinan kasih dapat terjalin jika hanya kita saling memahami.
Mari saling berbicara.
Karena aku tak begitu pandai mengartikan diammu.
Karena aku tak pintar mengartikan marahmu.
Kita bisa memulai lagi semuanya dari awal. Sebab sejujurnya aku tidak menginginkan kita saling menyakiti. Bukankah kita pernah berjanji tuk saling membahagiakan?
Mari saling berbicara!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar