Kamis, 01 Oktober 2015

Kekuatan Pandangan Pertama

Semuanya berawal dari pandangan pertama. Entah kenapa aku percaya akan kekuatan pandangan pertama. Sejak pertama kali aku melihatmu pada suatu waktu yang bahkan aku masih mengingat waktu itu. Semuanya masih tersimpan rapi dalam hatiku. Aku hanya melihatmu sekilas. Sekilas saja. Beberapa detik saja kita beradu pandangan mata. Namun ternyata akibatnya lebih panjang dari itu.

Sejak pertama kali aku melihat indah matamu tiba-tiba saja aku menemukan bayanganku pada bola matamu. Beberapa detik melihat pandangan matamu untuk pertama kali membuatku tersiksa untuk waktu yang lama. Malam-malamku seolah telah dicuri oleh matamu. Hari-hariku seolah terampas oleh pandangan pertamaku padamu. Setiap malam aku selalu gelisah merindukan pertemuanku denganmu yang kedua kali atau bahkan seterusnya bisa memandang wajahmu yang meneduhkan. Setiap hari, hatiku selalu gundah gulana memikirkan pertemuan singkat itu.

Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencari. Mencari sesuatu yang tertinggal di bola matamu.

Ternyata tidak sulit untuk menemukanmu. Karena belakangan aku juga tahu bahwa kamu pun merasakan apa yang aku rasakan akibat pandangan sesaat itu. Kita sama-sama mencari sesuatu yang tertinggal dan membekas akibat pandangan beberapa saat itu. Sesuatu yang tertinggal itu aku sebut rasa.

Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata saat aku tidak lagi menatap matamu. Namun yang jelas itu membuatku tersiksa. Aku tidak ingin menyia-nyiakan lesempatanku dapat bertemu kembali denganmu. Aku ingin mengungkapkan semua yang aku rasakan padamu. Walau awalnya aku ragu kau akan menyambut rasaku.

Dugaanku salah, bak gayung bersambut, ternyata kau pun ingin mengungkapkan rasa yang sama. Hanya saja kamu memilih mengungkapkan dengan diam. Ah, semua orang selalu punya cara sendiri untuk mengungkapkan rasa. Hanya saja memang harus ada yang berani mengungkapkannya dengan kata-kata. Dan aku memilih ambil bagian untuk itu.

Seiring berjalannya waktu, aku berusaha mencari sesuatu yang lebih berarti dan lebih menarik darimu selain pada pandangan matamu. Aku berusaha meraba kedalaman hatimu. Disana aku menemukan yang lebih indah daripada pandangan mata.

Aku tahu, keindahan sesungguhnya yang ada pada dirimu tidak bisa dilihat dengan pandangan mata. Itulah mungkin jawaban kenapa kita selalu menutup mata ketika tertidur. Ketika kita menangis. Ketika kita membayangkan. Karena ternyata keindahan sejati tidak bisa dilihat melainkan dapat diraba dengan perasaan.

Di kedalaman hatimu ternyata lebih menarik daripada bola matamu yang telah membuat hari-hariku selalu merindukanmu. Kamu memiliki keunikan yang membuatku ingin selalu berjalan beriringan dalam sebuah ikatan. Tanpa rasa ragu, aku memilih menjatuhkan hatiku padamu. Aku hanya berharap kebahagiaan akan selalu menghias perjalanan cinta kita seperti aku bahagia bisa menemukanmu.

Aku semakin menyadari kekuatan dahsyat akibat pandangan pertama itu. Pandangan pertama yang telah membuatku ingin memandangmu kedua kalinya, tiga kalinya, dan selamanya. Bahagiaku ada padamu lebih dari sekedar pandangan mata melainkan di kedalaman hatimu. Aku telah menemukan bayangankubpada bola matamu yang juga cerminan hatimu.

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar