Aku menyadari bahwa Tuhan
menciptakan sesuatu pasti dengan alasannya. Begitu pula saat kamu datang ke
kehidupanku tentu ada alasannya. Entah itu hanya untuk menyembuhkan luka yang
sedang bersimbah dalam hatiku, menjadi orang yang selalu menghiburku kala
gundah gulana atau membuatku tersenyum saat bercucuran air mata. Atau kamu
hadir dalam kehidupanku untuk mengisi hatiku tang hampa mengisi hari-hariku
yang nestapa dan menetap di hatiku untuk selamanya. Menemani hidupku selamanya.
Atau yang paling menyakitkan adalah saat kamu datang di kehidupanku hanya untuk
meninggalkanku suatu saat nanti. Itu semuanya rahasia Tuhan yang kita tidak
pernah tahu.
Kita hanya saling
mengusahakan agar kita tetap merasa bahagia apapun yang terjadi. Saat aku
memutuskan untuk menjatuhkan hatiku padamu maka saat itu sama saja aku telah
berikrar dengan kecewa. Saat aku berani menjatuhkan hati maka saat itu juga aku
telah menyatakan kesiapan jika suatu saat akan merasakan sakit hati.
Tapi tenang saja, apapun
yang terjadi aku akan tetap seperti ini. Ada atau tidak adanya rasa sayang
diantara kita aku akan tetap seperti ini. Ada atau tidak adanya ketulusan
diantara kita aku akan tetap seperti ini. Aku akan bersabar semampuku meski itu
menyakitkan. Aku akan tetap percaya padamu meski sering mendapat kekecewaan. Karena
aku yakin semua ada masanya. Aku akan tetap berjuang semampuku. Namun, andaipun
sudah tidak ada lagi rasa cinta dihatimu maka hatiku akan tetap seperti ini. Aku
hanya akan melakukan semua pengorbanan itu semampuku saja, secukupnya saja. Sampai
aku merasa lelah. Setelah itu aku menyerahkan semuanya padamu. Kalaupun akhirnya
kamu memutuskan untuk meninggalkanku maka aku pun akan bersedih secukupnya
saja. Karena kau sadar semua ada batasnya semua ada masanya. Aku tidak bisa
memaksakan hatimu untuk tetap bersamaku. Tidak sama sekali.
Luka akan tetap ada meski
aku berusaha tegar. Kesedihan akan tetap ada sekuat apapun aku berusaha
tersenyum. Namun, aku tidak akan terus berlarut-larut dalam kekecewaan
bersimbah luka bermandikan kesedihan. Sungguh aku tidak ingin. Setidaknya, aku
sudah melakukan apa yang harus aku lakukan untuk mempertahankan agar rasa
diantara kita tetap ada. namun, keinginanmu untuk pergi mengalahkan
perjuanganku.
Aku sudah berusaha
memberikan yang terbaik semampuku meski tak pernah kamu hargai. Aku sudah
berusaha bersabar sekuat apa yang aku bisa meski tak pernah kamu perdulikan. Aku
pernah berjuang sekuat yang aku mampu meski tak pernah kamu hiraukan. Aku sudah
melakukan apa yang harus aku lakukan meski tak pernah mendapat tempat di
hatimu. Aku pernah memperlambat langkahmu untuk tidak meninggalkanku meski kamu
tak pernah menyadarinya.
Akhirnya, aku berada di
ujung lelah untuk melakukan itu semua. Sebagai seorang yang ingin
membahagiakanmu maka aku tidak akan menyandera kebahagiaanmu dengan memaksa
agar kamu terus bersamaku. aku ingin agar kamu tetap bahagia meski bukan
denganku.
Biarkan saja aku disini
tetap bermandikan luka. Biarkan saja aku disini menangisi langkah terakhirmu
saat meninggalkanku. Aku menatap punggungmu yang melangkah pergi. Aku akan
mencoba menata hatiku kembali dengan penuh kesadarn bahwa kadang memang Tuhan
mengirimkanmu ke kehidupanku hanya untuk sementara.
Aku selalu percaya bahwa
suatu saat luka yang ku derita akan segera berakhir bersamaan dengan badai yang
mulai mereda. Karena waktu akan mampu menyembuhkan semua luka. Aku percaya
sepenuhnya akan hal itu.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar