Kamis, 02 Juli 2015

Waktu Akan Menyembuhkan Setiap Luka

Aku menyadari bahwa Tuhan menciptakan sesuatu pasti dengan alasannya. Begitu pula saat kamu datang ke kehidupanku tentu ada alasannya. Entah itu hanya untuk menyembuhkan luka yang sedang bersimbah dalam hatiku, menjadi orang yang selalu menghiburku kala gundah gulana atau membuatku tersenyum saat bercucuran air mata. Atau kamu hadir dalam kehidupanku untuk mengisi hatiku tang hampa mengisi hari-hariku yang nestapa dan menetap di hatiku untuk selamanya. Menemani hidupku selamanya. Atau yang paling menyakitkan adalah saat kamu datang di kehidupanku hanya untuk meninggalkanku suatu saat nanti. Itu semuanya rahasia Tuhan yang kita tidak pernah tahu.
Kita hanya saling mengusahakan agar kita tetap merasa bahagia apapun yang terjadi. Saat aku memutuskan untuk menjatuhkan hatiku padamu maka saat itu sama saja aku telah berikrar dengan kecewa. Saat aku berani menjatuhkan hati maka saat itu juga aku telah menyatakan kesiapan jika suatu saat akan merasakan sakit hati.
Tapi tenang saja, apapun yang terjadi aku akan tetap seperti ini. Ada atau tidak adanya rasa sayang diantara kita aku akan tetap seperti ini. Ada atau tidak adanya ketulusan diantara kita aku akan tetap seperti ini. Aku akan bersabar semampuku meski itu menyakitkan. Aku akan tetap percaya padamu meski sering mendapat kekecewaan. Karena aku yakin semua ada masanya. Aku akan tetap berjuang semampuku. Namun, andaipun sudah tidak ada lagi rasa cinta dihatimu maka hatiku akan tetap seperti ini. Aku hanya akan melakukan semua pengorbanan itu semampuku saja, secukupnya saja. Sampai aku merasa lelah. Setelah itu aku menyerahkan semuanya padamu. Kalaupun akhirnya kamu memutuskan untuk meninggalkanku maka aku pun akan bersedih secukupnya saja. Karena kau sadar semua ada batasnya semua ada masanya. Aku tidak bisa memaksakan hatimu untuk tetap bersamaku. Tidak sama sekali.
Luka akan tetap ada meski aku berusaha tegar. Kesedihan akan tetap ada sekuat apapun aku berusaha tersenyum. Namun, aku tidak akan terus berlarut-larut dalam kekecewaan bersimbah luka bermandikan kesedihan. Sungguh aku tidak ingin. Setidaknya, aku sudah melakukan apa yang harus aku lakukan untuk mempertahankan agar rasa diantara kita tetap ada. namun, keinginanmu untuk pergi mengalahkan perjuanganku.
Aku sudah berusaha memberikan yang terbaik semampuku meski tak pernah kamu hargai. Aku sudah berusaha bersabar sekuat apa yang aku bisa meski tak pernah kamu perdulikan. Aku pernah berjuang sekuat yang aku mampu meski tak pernah kamu hiraukan. Aku sudah melakukan apa yang harus aku lakukan meski tak pernah mendapat tempat di hatimu. Aku pernah memperlambat langkahmu untuk tidak meninggalkanku meski kamu tak pernah menyadarinya.
Akhirnya, aku berada di ujung lelah untuk melakukan itu semua. Sebagai seorang yang ingin membahagiakanmu maka aku tidak akan menyandera kebahagiaanmu dengan memaksa agar kamu terus bersamaku. aku ingin agar kamu tetap bahagia meski bukan denganku.
Biarkan saja aku disini tetap bermandikan luka. Biarkan saja aku disini menangisi langkah terakhirmu saat meninggalkanku. Aku menatap punggungmu yang melangkah pergi. Aku akan mencoba menata hatiku kembali dengan penuh kesadarn bahwa kadang memang Tuhan mengirimkanmu ke kehidupanku hanya untuk sementara.
Aku selalu percaya bahwa suatu saat luka yang ku derita akan segera berakhir bersamaan dengan badai yang mulai mereda. Karena waktu akan mampu menyembuhkan semua luka. Aku percaya sepenuhnya akan hal itu.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar