Sebelum aku benar-benar
memilikimu sungguh aku sering merasa tersiksa dengan perasaan yang aku alami. Perasaan yang tak pernah tersampaikan. Setiap
malam aku memikirkan orang yang belum tentu memikirkanku hingga aku kesulitan
memejamkan mata karena setiap hendak memejamkan mata selalu saja wajahmu
membayang di pelupuk. Untuk melakukan pekerjaan apapun aku selalu saja
kesulitan untuk menguasai konsentrasiku karena memang pikiranku telah terbagi
untuk memikirkanmu. Aku selalu saja tersiksa dengan rasa yang belum sempat aku
ungkapkan. Aku selalu saja terkekang oleh rindu yang belum tersampaikan. Rindu pada
orang lain.
Tapi, keadaan itu berubah
setelah aku mendapati hal yang mengejutkan bahwa kamu benar-benar mengungkapkan
rasa yang sama aku rasakan. Saat itu aku serasa menjadi orang yang paling
bahagia dan kebahagiaan itu berlanjut hingga sekarang. Saat kamu mengungkapkan
perasaanmu padaku maka saat itu rasanya aku ingin terbang ke angkasa untuk
sekedar menanyakan kebenaran apa yang aku alami pada bulan atau bintang-bintang.
Tapi, saat melihat wajahmu di hadapanku rasanya aku telah menemukan bulan dan
bintang itu sedang mengangguk dengan tersenyum. Aih, inikah yang dinamakan
kebahagiaan cinta?
Aku tidak menyangka bahwa
kamu memiliki rasa yang sama padaku karena aku sering mendapatimu acuh
terhadapku saat kita saling berpapasan. Tapi, itu tidak penting. Setidaknya,
sekarang setelah aku mendapatkan hatimu aku sudah bisa tidur dengan lelap untuk
memimpikanmu. Ucapan selamat malam darimu telah menjadi mantra yang membuatku
ingin segera terlelap dan lebih bersemangat saat terbangun. Hatiku telah jauh
lebih tenang dan tentram. Inikah yang dinamakan keajaiban cinta?
Yang paling utama aku
tidak lagi harus mencintaimu dalam diam seperti halnya yang aku lakukan sebelum
ini.
Mencintai seseorang dalam
diam ternyata lebih berat dari apa yang aku bayangkan. Aku kira meskipun dengan
diam aku akan bisa mencintaimu dengan bahagia tapi ternyata tidak. Mencintai dalam
diam ternyata lebih susah dijalankan.
Aku sering dilanda cemburu
saat aku menyaksikan kamu sdang berdekatan dengan orang lain, aku merasa
cemburu saat kamu sedang berbicara serius dengan orang lain dan diselingi
sedikit tawa. Saat itu rasanya aku ingin mengetahui apa yang sedang kalian
bicarakan. Aku ingin menegtahui siapa yang sedang kamu ajak bicara itu. Padahal,
saat itu aku bukan siapa-siap dalam hidupmu. Aku hanyalah orang yang
mencintaimu dalam diam tanpa pernah terungkapkan. Dan cemburu pada orang yang
bukan milik kita adalah hal yang menyakitkan. Rasanya merepotkan jika aku harus
cemburu pada setiap orang yang dekat denganmu.
Aku sering dilanda rindu
saat sehari saja aku tidak bertemu denganmu. Padahal aku bukan siapa-siapa
dalam hidupmu dan kamu pun sebaliknya. Aku hanyalah orang yang mencintaimu
dalam diam. Saat itu aku bertanya pada orang-orang terdekatmu dan mereka hanya
memberikan jawaban dengan raut wajah sejuta Tanya. Rasanya ada sesuatu yang
hilang saat tidak bisa menemukanmu. Tapi, sekali lagi aku hanya pecinta mu
dalam diam tanpa pernah kamu tahu jadi mana mungkin aku menyampaikan rindu yang
menyiksaku.
Aku sering merasa sakit
hati saat semua perhatian yang diam-diam aku berikan padamu tak pernah kamu
hiraukan.
Memang benar-benar berat
jika harus mencintaimu dalam diam. Maka, saat ini aku telah menjadi orang yang
paling bahagia karena mendapati orang yang aku cintai dalam diam ternyata
merasakan hal yang sama.
Tapi, bukan berarti
setelah aku mendapatkanmu lantas rasa cemburu, rindu dan sakit hati itu tak
pernah ada. rasa itu tetap ada dan menjadi hiasan hubungan kita. Hanya saja
sekarang semua rasa itu sudah terungkap dan tak lagi hanya aku yang
merasakannya tetapi kita yang merasakannya. Semoga saja selamanya akan tetap
menjadi kita. Kita dan cinta yang selalu saling mengungkapkan kebahagiaan. Terimakasih
untuk kamu yang telah sama-sama mencintai dalam diam atas nama kepercayaan.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar