Minggu, 16 Agustus 2015

Terserah!

          Sudah terlalu sering rasanya aku mengusahakan agar hubungan yang kita jalani tak berakhir mengenaskan. Namun, ternyata memang benar seberapa kuat, seberapa sering aku mengusahakan agar kita tetap bersama tidak ada gunanya- percuma.      Jika memang dalam dirimu sendiri tidak ada keinginan untuk mempertahankan hubungan kita. Terlampau sering aku mencoba agar kamu tetap merasa bahagia bersamaku namun hanya berujung kekecewaan. Mungkin, rasa pada dirimu telah benar-benar mati hingga kamu tidak mampu lagi merasakan perjuanganku terhadap cinta kita- cintaku lebih tepatnya.
       Aku sudah sering merasakan sakit karena cinta, itulah sebabnya saat aku menjatuhkan hati padamu, menambatkan rasa pada hatimu aku berharap bahwa kamu kan menjadi yang terakhir mengisi relung hatiku. Aku tidak ingin lagi merasakan sakit hati yang rasanya teramat sakit dan menyiksa. Tapi, sikapmu terhadapku saat ini telah membuka luka-luka lamaku- luka karena sakit hati.
        Kekecewaanku terhadapmu telah terlampau besar. Aku kecewa kepadamu yang telah mengabaikan ketulusanku. Aku kecewa padamu yang telah mencampakan hatiku. Aku kecewa padamu yang telah mengkhianati kepercayaanku. Aku kecewa padamu yang telah menyia-nyiakanku. Cintaku padamu sudah terlampau besar namun kau justru membuatku sakit hati karena cinta yang semestinya indah. Terlebih, aku kecewa pada diriku sendiri yang telah menjatuhkan hati pada orang yang tak benar-benar cinta padaku. Aku yang telah mempercayakan hatiku pada orang yang tak tulus menjaganya. Tapi, kekecewaanku sudah tidak ada gunanya lagi. Semuanya sudah terjadi.
       Sekarang, aku akan berhenti mengusahakan agar hubungan kita tetap indah. Aku akan berhenti memperjuangkan cintaku karena sekarang aku menyadarinya bahwa itu percuma.
       Sekarang, semuanya terserah padamu. Pergilah jika kau memang menginginkan perpisahan! Biarkan aku disini sendiri berteman dengan luka. Pergilah jika memang kamu sudah tak ingin lagi bersamaku! Biatkan aku disini menetap bersama duka. Luka, duka dan derita cinta telah menjadi karibku bahkan sebelum kamu hadir. Kukira kamu adalah penawar itu semua tapi ternyata aku salah. Kamu juga adalah racun yang membuatku lebih sakit.
        Sekarang, terserah apapun yang ingin kamu lakukan, lakukanlah!
Tanpa ikatan, tanpa cinta aku akan tetap mendoakanmu bahagia meski bukan denganku.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar