Minggu, 16 Agustus 2015

Sapaan "Selamat Pagi" Yang Kurindukan

     Semuanya telah berakhir!
     Semuanya telah usai!
     Ikatan diantara kita telah terputus!
     Kira-kira begitulah kata-kata yang keluar dari bibirmu-- walau aku berharap itu tidak benar-benar keluar dari hatimu. Aku masih mengingat semuanya dengan jelas tak luput sedikitpun dari ingatanku.
     Sebenarnya bukan hanya kata-kata terakhirmu saja yang aku ingat. Aku juga masih ingat kata-kata pertamamu padaku. Hanya saja aku sedang berusaha melupakan semua itu untuk saat ini.
     Pun, dengan kenangan dan cerita yang pernah kita jalani berdua. Semuanya masih segar dalam ingatanku. Semakin aku berusaha untuk melupakan semuanya, semakin aku tak mampu. Entahlah. Mungkin aku yang terlalu bodoh hingga tak bisa melupakan semuanya.
     Semua yang telah kita jalani bagiku sangat istimewa hingga aku sendiri bingung bagaimana melupakan semuanya-- melupakan bayanganmu.
     Senyumu.
     Candamu.
     Sapaanmu.
     Selalu saja terngiang dalam benakku.  Namun, kata-katamu malam itu telah memperjelas semuanya. Bahwa senyummu, candamu dan sapaanmu telah menjadi kenangan.
     Aku tidak mungkin melihat senyummu lagi. Aku tak mungkin mendengar candaanmu. Juga, aku sudah tak mungkin mendengar sapaan manjamu. Semuanya telah usai. Cerita antara kita telah berakhir malam itu.  Aku tahu.
     Aku tidak bisa terus-terusan merindukanmu. Itu hanya akan menjadi luka bagiku.
     Senyummu bukan lagi untukku melainkan untuk mata yang lain diluar sana.
     Candaanmu bukan bersamaku lagi melainkan untuk orang lain disana.
     Sapaanmu bukan lagi untukku tapi untuk hati yang lain disana.
     Aku. Aku akan tetap disini mengeringkan luka dihatiku agar tak membekas sedikitpun.
Namun, yang pasti aku akan tetap merindukanmu. Merindukan kebersamaan kita.
     Rindu akan senyummu.
     Rindu akan canda tawa mu.
     Pun rindu akan sapaanmu.
     Setiap pagi aku terbangun dari tidurku. Aku berharap bahwa kata-kata yang kamu ucapkan malam itu hanyalah mimpi buruk belaka.
     Setiap mataku terbuka dipagi yang dingin aku selalu saja membuka pesan handphoneku hanya untuk melihat adakah ucapan 'selamat pagi' darimu.
     Namun, ternyata aku tak pernah menemukan sapaan itu. Pesan di telepon selulerku tetaplah kosong seperti kosongnya hatiku.
     Setiap pagi aku selalu saja merindukan sapaan 'selamat pagi' darimu.
     Namun, beberapa saat setelah itu aku kembali tersadar bahwa kamu bukan milikku lagi. Aku tidak berhak merindukan sapaanmu lagi.
     Semuanya telah berakhir.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar